Wednesday, March 9, 2011

Sardjani: Pendukung Irwandi Ingin Proyek


KISRUH soal dukung mendukung calon gubernur di tubuh mantan anggota Gerakan Aceh Merdeka (GAM) semakin menyeruak ke permukaan. Partai Aceh sebagai representasi kekuatan mantan GAM di kancah politik, telah memutuskan mencalonkan dr. Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf sebagai calon gubernur dan wakil gubernur.
Di sisi lain, Gubernur Irwandi Yusuf, yang juga merupakan kader Partai Aceh, menyatakan maju melalui jalur independen. Itu diumumkannya setelah dirinya tak dipinang Partai Aceh. Irwandi mengklaim mendapatkan suara mayoritas dari mantan GAM di lapangan. Pidie yang merupakan basis gerakan, juga diklaim lumbung suara Irwandi.
Tentangan keras terhadap Irwandi justru datang dari Pidie. Ketua DPW Partai Aceh Kabupaten Pidie, Sardjani Abdullah, malah terang-terangan meminta agar Irwandi tidak mencalonkan diri lagi sebagai gubernur. Ia menilai pemerintahan Aceh yang dikomandoi Irwandi gagal dalam memperjuangkan hak-hak, terutama soal kewenangan antara Aceh dan Pemerintah Indonesia.
“Lebih baik Irwandi nggak usah ikut mencalonkan diri lah,” kata Sardjani dalam sebuah perbincangan dengan Fakhrurradzie Gade dan Riza Nasser, wartawan The Atjeh Post, di Sigli, Ahad (6/3), lalu.
Di mata Sardjani, mantan anggota GAM yang menginginkan Irwandi maju dalam pemilihan umum kepala daerah akhir tahun ini, hanyalah mereka yang ingin meraup kepentingan politik dan ekonomi semata. “Cuma beberapa orang yang ingin menghabiskan uang Irwandi saja yang mendukung dia,” ujarnya ketus.
Berikut petikan wawancaranya.
Bagaimana sikap wilayah Pidie terhadap keputusan Partai Aceh, yang mencalonkan Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf dalam Pemilukada nanti?
Dukungan mengarah kepada beliau. Kami tetap kepada paket Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf. Itu paket yang diusung oleh Partai Aceh.

Kabarnya mantan GAM di lapangan menolak pencalonan itu? Apa benar?
Itu isu politik. Masyarakat Aceh, terutama Partai Aceh, mendukung Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf. PA berkomitmen untuk tidak mencalonkan yang lain selain paket Zaini Abdullah dan Muzakkir Manaf. Itu keputusan final. Bahwa ada Irwandi mengembangkan berbagai isu, terserah sama dia. Yang jelas, kita komit dengan paket Zaini Abdullah dan Muzakkir. Tidak akan pernah berubah lagi. Itu sudah keputusan final.
Bagaimana dengan dukungan lapangan, akankah ini terbelah?
Pidie berkomitmen semua. Kita sudah konsolidasi ke lapangan  untuk mendukung pasangan Zaini dan Muzakkir. Ada isu pasangan ini masih belum final, itu hanya isu bohong. Itu sudah final dan tidak mungkin berubah lagi.
Kenapa PA mengusung Zani dan Muzakkir?
Partai Aceh kan salah satu partai lokal yang lahir setelah MoU Helsinki. Jadi untuk kita lanjutkan MoU Helsinki yang telah disepakati, menurut pendapat kami, tidak ada yang lain yang bisa menyelesaikan masalah Aceh dengan Indonesia, kecuali orang yang terlibat dengan penandatanganan MoU Helsinki. Orang lain, kalau ingin jabatan ya. Menurut kami, orang yang bisa menyelesaikan masalah Aceh adalah orang yang langsung terlibat dalam perundingan Helsinki.
Apakah pencalonan ini atas perintah Malik Mahmud?
Ini keputusan bersama. Tidak ada paksaan dari siapa pun. Kalau ada beberapa orang dari KPA yang tidak mendukung, itu pilihan personal. Itu terserah dia. PA sudah komitmen untuk mencalonkan orang ini. Apalagi Ketua PA sekarang ini kan Muzakir Manaf, itu sah-sah saja dia mengambil keputusan. Kalau ada yang tidak mendukung, itu terserah lah. Kami berkomitmen dengan apa yang telah kita sepakati bersama.
KPA tidak pecah, cuma ada beberapa orang yang tidak sependapat, seperti Saiful dari Bireuen. Ada juga yang lain. Itu hanya pendapat pribadi yang tidak mendukung terhadap kandidat ini, karena dia punya kepentingan lain, yang kita tidak dapat  menjelaskan apa kepentingan itu.
Zaini Abdullah lama tinggal di luar negeri. Dia dinilai secara emosional kurang dekat dengan masyarakat Aceh. Komentar Anda?
Yang perlu diselesaikan bukan  masalah dengan masyarakat, tapi masalah politik, kewenangan antara Pusat dengan Aceh. Wewenang di sektor publik, kecuali enam hal (seperti agama, pertahanan, moneter, kebijakan luar negeri) itu adalah hak Pusat. Sekarang sudah empat tahun Irwandi, apa pun belum nampak wewenang antara Aceh dan Indonesia. Jadi wajar bagi kami untuk tidak lagi memberi kepercayaan pada Irwandi, karena tidak pernah  melakukan hal-hal untuk kepentingan politik Aceh.
Jadi menurut Anda pemerintahan Irwandi-Nazar gagal?
Iya, kami menilai gagal. Indikasi gagal, kami kurang tahu. Tapi salah satunya, dia tidak bisa memperjuangkan pemisahan kewenangan Aceh dengan Pusat.
Apa yang Anda harapkan dari Irwandi, sehingga dikatakan gagal?
Pemerintah Aceh dan Indonesia yang sekarang ini seharusnya meluruskan apa yang telah disepakati di Helsinki. Terutama kewenangan antara Pusat dan Aceh. Seharusnya Aceh tidak perlu lagi PP (Peraturan Pemerintah), Permen (Peraturan Menteri), qanun, dan peraturan lain. Sampai sekarang, semua UU yang ada terhadap Aceh masih ketergantungan dengan Pusat. Sepengetahuan kami, hanya beberapa masalah saja yang masih bergantung dengan Pusat. Yang lain adalah wewenang langsung di Pemerintah Aceh. Dari itulah kita katakan Irwandi gagal.


Sarjani | Foto : Zulkarnaini Muchtar
Permen dan PP itu kan disepakti di UU Pemerintahan Aceh?
UU Pemerintahan Aceh bertentangan dengan MoU yang telah disepakati. Dalam MoU disebutkan bahwa segala hal yang berkaitan dengan Aceh, Indonesia harus memberitahukan pada Aceh. Jadi Pusat tidak boleh ambil keputusan apabila tidak disepakati oleh Pemerintah Aceh dan legislatif Aceh. Yang sekarang, seperti membuka jalur calon independen. Itu bertentangan dengan MoU Helsinki.
Partai Aceh bisa protes, karena mendominasi legislatif?
DPR itu kan merumuskan. Yang usulkan tetap pemerintah Irwandi. Yang rumus UU adalah DPR. Masalah (protes) ini wewenang Banda Aceh (DPP Partai Aceh).
Kalau ada anggota KPA (Komite Peralihan Aceh) dan kader Partai Aceh yang mendukung Irwandi, bagaimana?
Tetap Zaini dan Muzakir Manaf (yang paling berpeluang menang). Kalau jadi satu paket lagi, Irwandi, itu hanya keinginan beberapa orang saja. Bukan keinginan anggota partai. Lebih baik Irwandi nggak usah ikut mencalonkan diri lah.
Jika nanti Irwandi yang menang, apakah Partai Aceh akan menjadi oposisi?
Belum ke arah sana.
Dua kubu dalam Pemilukada ini seperti mengulang pengalaman Pilkada 2006 lalu. Kekuatan GAM terbelah. Bagaimana Anda melihat dukungan terbelah ini?
Pada Pilkada 2006 lalu sama-sama melalui jalur Independen. MoU Helsinki turunannya partai lokal. Jadi sekarang partai lokal hanya Partai Aceh yang dominan. Kalau Irwandi berbalik ke partai lain, bukan turunan dari MoU, bukan Partai Aceh. Kalau mencalonkan diri dari independen, memang dia orang independen, bukan Partai Aceh. Bukan keinginan PA, GAM, atau KPA. Itu keinginan pribadi. Siapa yang dukung dia, sudah  pasti orang-orang yang dekat dengan dia lah, Yang bisa bekerjasama, yang sudah banyak ambil keuntungan dari Irwandi.
Secara matematis, siapa yang paling berpeluang antara Irwandi dan Zaini?
Kalkulasinya, di mana-mana wilayah/kabupaten, kurang mendukung Irwandi. Cuma beberapa orang yang ingin menghabiskan uang Irwandi saja yang mendukung dia. Apalagi proyek 2011 kan belum ditender, kalau  nanti udah menang tender proyek, mungkin mereka balik lagi ke Partai Aceh. |

dikutip dari : http://www.atjehpost.com

Monday, January 31, 2011

Rp 150 Miliar untuk Atasi Abrasi di Pidie

SIGLI - Pascabencana tsunami 26 Desember 2006 lalu hampir seluruh pinggiran pantai dan tepian sungai di seluruh Kabupaten Pidie mengalami kerusakan. Dan dua tahun terakhir kondisi paling parah adalah pantai Genteng Timur dan Barat, Kecamatan Batee dan Ujong Pie, Kecamatan Laweueng, Muara Tiga. Tahun 2011 Dinas Sumber Daya Air (SDA) mengusulkan dana ke pusat sebesar Rp 150 miliar untuk mengatasi abrasi pantai tersebut. “Pasca tsunami seluruh sungai dan pantai di Pidie mengalami kerusakan sehingga banyak sekali item yang perlu diperbaiki. Untuk ini kami telah mengusulkan dana sekitar Rp 150 miliar untuk mengatasi abrasi di sejumlah titik di Pidie,” ujar Ir Tarmizi, Sekretaris Dinas SDA Kabupaten Pidie, kepada Serambi di kantornya, Sabtu (29/1). Usulan dana itu, sebutnya, telah disampaikan ke Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN) Jakarta. “Kita berharap dapat disetujui mengingat kondisi abrasi kian parah sekarang di seluruh sungai di Pidie. Kita berharap kesiapan dan kesabaran dari masyarakat terutama yang tinggal di pinggir sungai dan laut,” terang Tarmizi. Dana sebesar Rp 150 miliar tersebut, katanya, akan digunakan untuk pembangunann tanggul pemecah ombak di pantai Genteng Timur dan Genteng Barat sebesar Rp 17 miliar. Untuk tanggul di pantai Ujong Pie diperkirakan menelan dana sekitar Rp 15 miliar. “Ujong Pie juga sangat parah telah mengancam ratusan penduduk nelayan bermukim sekitar pantai,’” tuturnya. Selain itu, terkait kunjungan Wakil Gubernur Aceh Muhammad Nazar ke Genteng pada Jumat (28/1), jika Pemerintah Provinsi juga membantu mengalokasikan dana sharing dari APBA, maka pembangunan tanggul pemecah ombak di Pidie akan segera bisa diwujudkan. “Bisa jadi taksiran kita sampai Rp 17 miliar, dengan volume sepanjang pemukiman penduduk setempat. Kalau ada dana sharing dari provinsi dipastikan dapat membantu lagi ke pembuatan infrastruktuk lain,” ujar Tarmizi. Ia mengatakan, pada dasarnya, terkait kondisi di Genteng sudah pernah diusulkan oleh Dinas SDA Pidie dalam plot anggaran tahun 2010. namun belum disikapi. “Kita berharap dalam tahun 2011 ini bisa disahuti pusat. Karena saat ini penanganan sementara sulit dilakukan kondisi abrasi di Genteng memang sudah cukup parah, maka kita harap masyarakat bersabar,” katanya. Di satu sisi, lokasi Genteng dinilai tidak layak lagi sebagai permukiman penduduk. Cuma untuk merelokasi penduduk di sana perlu koordinasi terlebih dahulu dengan pemerintah kabupaten setempat. “Ini berpulang kepada masyarakat itu sendiri, apa mereka mau? Barulah kemudian pemerintah mencarikan tempat,” pungkas Tarmizi.(aya) (dikutip dari serambinews)

TNI TERLIBAT ILEGAL LOGGING DITINDAK

REDELONG - Dandim 0106 akan tindak sesuai hukum jika ada anggotanya yang melanggar, apalagi jika ada aparatTentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD) itu melakukan tujuh pelanggaran berat.

”Saya akan tindak jika ada anggota TNI-AD yang melakukan kesalahan berat sesuai aturan dan hukum yang ada dan yang sudah ditetapkan,” kata Komandan Kodim 0106, Letkol Sarwoyadi, pagi ini.

Ditanya mengenai kegiatan pembalakan liar (illegal logging), Sarwoyadi menjawab tegas, jika ada anggota saya yang terlibat melakukan pembalakkan liar, sesuai hukum itu juga akan ditindak, itupun tetap melalui mekanisme hukum yang sudah ada di jajaran TNI-AD.

Dirincikan, tujuh pelanggaran berat yang telah di tetapkan bagi anggota TNI-AD yang tidak bisa ditawar lagi dan pasti anggota tersebut akan dikenakan sanksi, yang pertama penyalahgunaan amunisi dan bahan peledak.

Selanjutnya penyalahgunaan narkoba, disersi dan insubbordinasi, perkelahian, asusila terutama keluarga besar tentara, perampokan, pencurian, penipuan dan illegal logging serta illegal maning.

Berkaitan dengan illegal logging, Sarwoyadi berharap kepada masyarakat agar menjaga daerah masing-masing. ”Masyarakat saya harapkan agar bisa menjaga daerahnya, jika melihat pembalakan liar tolong ditangkap dan serahkan kepada aparat penegak hukum,” sebutnya.

Maksud Dandim ini, aparat dan masyarakat harus bisa bekerja sama dalam menangani pelanggaran hukum yang dilakukan siapapun. ”Masyarakat tidak perlu takut, kalau anggota saya tertangkap dan melanggar, maka akan diproses,” katanya. (dikutip dari harian waspada)

Monday, December 27, 2010

Serah Terima Tungkat Po Teumeuruhom

Ketua Partai Aceh menerima Tungkat Po Teumeurhom oleh Tgk.Pengurus Mesjid Labui

Qanun Gampong di Pidie Sudah Disahkan

SIGLI - Ketua DPRK Pidie Muhammad AR menyatakan Qanun Pemerintahan Gampong di Kabupaten Pidie sudah disahkan pada 11 Desember 2010 lalu. Pernyataan tersebut diungkapkannya menanggapi pernyataan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf seperti dilansir Harian Serambi edisi Minggu (26/12) yang meminta agar DPRK Pidie bersama eksekutif segera menetatpkan Qanun Pemerintahan Gampong. “Kita perlu klarifikasi pernyataan gubernur itu supaya tidak salah tafsir,” ujar Ketua DPRK Pidie, Muhammad AR melalui email kepada Serambi, Minggu (26/12). Dikatakan, struktur Pemerintahan Mukim kembali diakui sebagaimana tertuang dalam UU Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Nanggroe Aceh Darussalam yang kemudian dijabarkan dalam Qanun Aceh Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Mukim, sehingga dalam Pasal 4 Qanun tersebut, diatur bahwa tugas menyelenggarakan Pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan masyarakat dan peningkatan pelaksanaan Syariat Islam. Dengan demikian, katanya, DPRK Pidie telah mensahkan Qanun Pemerintahan Mukim dan Qanun Pemerintahan Gampong untuk mengatur dan menjalankan tata cara pelaksanaan pemerintahan, pengelolaan dan penguasaan asset yang ada di tingkat Kemukiman dan Gampong demi menghindarnya sikap tumpang tindih dan rasa tidak seimbangnya koordinasi di tingkat Kemukiman dan Gampong. Sementara itu, disebutkan, selain Qanun tentang Pemerintahan Mukim dan Qanun Pemerintahan Gampong, DPRK Pidie juga ikut mensahkan Qanun Kabupaten Pidie tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), Qanun Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan, dan Qanun Susunan Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Lembaga Keistimewaan Aceh Kabupaten Pidie. Selain itu, Qanun Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pidie, Qanun Pengelolaan Irigasi partisipatif dan Qanun Pengelolaan Barang Milik Daerah. “Jadi dalam tahun 2010 DPR Kabupaten Pidie sudah mensahkan 15 Qanun Kabupaten Pidie dari seyogyanya 16 Qanun. Adapun qanun yang gagal dibahas dan ditetapkan adalah Rancangan Qanun Pajak dan Retribusi dikarenakan berbenturan dengan Undang Undang Nomor 28 Tahun 2009,” kata Ketua DPRK Pidie, Muhammad AR, (aya) sumber:serambinews

Sunday, December 26, 2010

Gubernur Minta Pidie Tetapkan Qanun Gampong

SIGLI - Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf minta agar DPRK Pidie bersama eksekutif segera menetapkan Qanun Pemerintah Gampong, guna menata majemen gampong yang lebih baik. “Di Kabupaten Pidie Jaya, eksekutif bersama legislatif telah menetapkan qanun pemerintah gampong. Namun, di Kabupaten Pidie justru belum ditetapkan qanun tersebut. Untuk itu, saya minta kepada dewan plus eksekutif segera menetapkan qanun tersebut,” kata Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, di sela-sela membuka pertemuan forum keuchik di Gedung Pertemuan Pidie, Kamis (23/12). Ia menjelaskan, tahun ini yang hanya tersisa beberapa hari lagi, jelas tidak mungkin eksekutif dan legislatif menggodok Qanun Pemerintah Gampong itu. Namun, di tahun mendatang, Pemkab Pidie bersama DPRK harus menetapkan qanun dimaksud. Dikatakan, saat ini keberadaan gampong di Aceh sangat banyak mencapai 6.423 gampong. Kondisi ini, menyebabkan kapasistas pemerintah gampong masih rendah, kesejahteraan aparat gampong masih di bawah upah minimum regional. Bahkan, alokasi anggaran dari kabupaten/kota, mengalir ke gampong masih sangat minim. Juga pengelolaan sumber pendapatan asli gampong belum terkelola dengan baik. Artinya, kata Irwandi, saat ini gampong masih tergantung pada pemerintah tingkat atas. “Yang paling menyedihkan, nilai-nilai gotong-royong masyarakat gampong yang merupakan warisan nenek moyang, tapi kini mulai memudar,” kata Irwandi. Di sisi lain, kata Irwandi, dalam mensejahterakan masyarakat gampong yang tersebar di Aceh, tahun ini Pemerintah Aceh telah menambah dana Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (BKPG) senilai Rp 25 juta/gampong. Sehingga total dana BKPG tahun ini yang diberikan Pemerintah Aceh Rp 75 juta. “Tambahan dana BKPG akan kita trasfer langsung via rekening gampong minggu nanti. Semoga dapat dimanfaatkan untuk membayar utang dan pada pemberdayaan ekonomi simpan pinjam perempuan (SPP),” katanya semberi menyebutkan, dirinya baru kali ini hadir ke Kabupaten Pidie. Ini karena Bupati Pidie dan Wakil Bupati, tidak pernah mengundangnya. “Saya pikir, saya tidak berani diundang karena persoalan masa lalu,” kata Irwandi dalam Bahasa Aceh, yang disambut gelak tawa para undangan. Sementara, Wakil Bupati Pidie, Nazir Adam meminta, kepada Pemerintah Aceh, agar upah jerih keucik dibayar dengan dana BKPG dalam membantu kabupaten/kota. Gaji keuchik yang dibayar dengan BKPG, harus dituangkan di dalam qanun, agar bisa permanen. Juga saat bergantinnya pucuk pimpinan, kata Nazir, peraturan tersebut tidak putus. “Saya meminta semua gaji keuchik di Aceh dibebankan dengan dana APBA,” kata Nazir dalam pertemuan forum keuchik di Pidie tersebut. Operasional keuchik Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Aceh, Anwar Muhammad, mengungkapkan, dana BKPG tidak bisa membayar upah jerih keuchik di Aceh. Namun, pihaknya mengupayakan dana tersebut diperuntukkan, untuk mendukung operasional keuchik. “Besaran dana BKPG akan dialokasikan dalam rangka mendukung operasional keuchik. Kami bersama DPRA, akan duduk kembali membahas masalah tersebut,” pungkas Anwar dalam pertemuan forum keuchik di Pidie, Kamis (23/12).(naz) sumber:serambinews

Wednesday, December 22, 2010

Pilkada Aceh Butuh Dana Rp 202 Miliar

* MK Diminta Percepat Umumkan Pasal Independen

BANDA ACEH - Pemilihan kepala daerah (pilkada) bupati/walikota dan gubernur/wakil gubernur Aceh secara serentak yang akan dilaksanakan Komisi Pemilihan Independen (KIP) Provinsi dan Kabupaten/Kota pada Oktober 2011 dibutuhkan dana sharing atau patungan antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota Rp 202 miliar. Kebutuhan anggaran sebesar itu terungkap pada rapat persiapan terpadu pelaksanaan pemilihan 17 bupati/walikota plus gubernur/wakil gubernur, antara Gubernur Aceh dengan para bupati/walikota dan KIP se-Aceh di Gedung Serbaguna Setda Aceh, Selasa (14/12). Gubernur Irwandi Yusuf yang memimpin rapat terpadu itu mengatakan, dari kebutuhan dana sharing sebesar Rp 202 miliar yang diusulkan KIP Aceh, Pemerintah Aceh siap menanggung 40 persen atau senilai Rp 80 miliar, sisanya 60 persen atau senilai Rp 121,2 miliar ditanggung 17 kabupaten/kota yang melaksanakan pemilihan bupati/walikota, secara proporsional. Staf Ahli Pemerintah Aceh, M Jakfar yang juga mantan Ketua KIP Aceh mengatakan, keputusan Pemerintah Aceh menanggung 40 persen dana Pilkada 2011 merupakan jalan tengah dari usulan sebelumnya yang diajukan tim kecil penyusun anggaran dengan usulan rasio 30:70 dan usulan kabupaten/kota 50:50. Keputusan Gubernur Irwandi Yusuf yang akan menanggung 40 persen dari kebutuhan dana, diterima para bupati/walikota. Untuk enam kabupaten/kota yang tidak melaksanakan pemilihan bupati/walikota, seperti Bireuen, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Tamiang, dan Pidie Jaya, biaya pilkada untuk pemilihan gubernur/wakil gubernur periode 2012-2017 akan ditanggung oleh Pemerintah Aceh. Jenis biaya yang di-sharing itu, sebut Jakfar, antara lain untuk pembayaran honor dan kerja lembur pelaksana pilkada, pengadaan perlengkapan KPPS/TPS, pengadaan logistik pilkada, pembiayaan pemutakhiran data pemilih, dan biaya perjalanan dinas. Biaya itu sebagian ditanggung oleh 17 kabupaten/kota yang melaksanakan pemilihan bupati/walikota. Adapun 17 kabupaten/kota yang akan melaksanakan pilkada, Kota Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Pidie, Aceh Tengah, Bener Meriah, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Barat Daya, Gayo Lues, Aceh Singkil, dan Simeulue. Pasal independen Ketua DPRA Drs H Hasbi Abdullah dan Gubernur Aceh Irwandi Yusuf usai pembukaan rapat persiapan Pilkada Aceh kepada wartawan menyatakan, mereka meminta Ketua Makamah Konstitusi (MK), Mahfud MD bisa mempercepat pengumuman putusan mengenai pasal independen bagi pelaksanaan pemilihan kepala daerah di Aceh. “Pengumuman putusan MK mengenai bisa atau tidaknya jalur independen ikut dalam Pilkada Aceh tahun depan hendaknya segera diumumkan MK agar jadwal pelaksanaan pilkada 17 bupati/walikota bersama gubernur/wakil gubernur yang telah direncanakan KIP Aceh tidak terganggu,” kata Ketua DPRA, Hasbi Abdullah dibenarkan Gubernur Irwandi Yusuf. Ketua DPRA mengatakan, pelaksanaan Pilkada Aceh, khususnya untuk jalur perseorangan (independen) sebagaimana pasal 256 UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, masih menjadi ganjalan bagi orang yang ingin mencalonkan diri menjadi kepala daerah atau wakil kepala daerah dari jalur non-partai politik atau perseorangan/independen. Dalam Pasal 256 itu ditegaskan, untuk calon perseorangan atau independen hanya dibolehkan satu kali sejak UUPA diundangkan. Dalam pelaksanaan pilkada yang kedua pasca-pelaksanaan UUPA, ada pihak yang mengajukan yudisial riview terhadap isi Pasal 256 UUPA ke Makamah Konstitusi (MK) dan meminta MK agar menghapus pasal yang menyatakan calon dari perseorangan itu hanya dibolehkan satu kali. “Hasil keputusan yudisial riview itu rencananya dibacakan Ketua MK pada 30 November 2010 tapi ditunda sampai batas yang belum ditentukan,” kata Hasbi. Karena belum ada putusan MK, KIP Aceh maupun KIP Kabupaten/Kota belum bisa menampung calon bupati/walikota plus gubernur/wakil gubernur yang akan maju ke Pilkada Aceh 2011. Ketua KIP Aceh, Drs Salam Poroh mengatakan, tahapan awal pilkada 17 bupati/walikota plus gubernur/wakil gubernur, mulai tahun depan telah dimulai dan jadwal pencontrengan pemilihannya bulan Oktober 2011. Jadwal pencontrengan ditetapkan Oktober untuk mengantisipasi kalau terjadi ada dua kali putaran pemilihan. “Sedangkan jadwal pelantikan gubernur/wakil gubernur terpilih direncanakan 8 Februari 2012 supaya masa tugas gubernur/wakil gubernur yang sekarang penuh lima tahun,” ujar Salam Poroh.(her) sumber:serambinews

Perempuan Pidie Dapat Rp 7,3 M Dana Otsus 2011

Dewan Harap Tepat Sasaran Pidie SIGLI - Sebesar Rp 7,3 miliar anggaran otonomi khusus (otsus) tahun 2011 akan digulirkan untuk permodalam kelompok perempuan di Kabupaten Pidie. Setiap gampong akan mendapat Rp 10 juta (730 gampong). Dana ini bertujuan untuk pemberdayaan ekonomi perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga. Kepala Badan Kesejehteraan Sejehtara Pemberdayaan Perempuan (BKSPP) Kabupaten Pidie, Ir Afneaty kepada Serambi, Selasa (14/12) mengatakan, hingga kini pihaknya masih melakukan pengumpulan data melalui camat setempat. “Ada empat Kecamatan yakni Tangse, Pidie, Mila, dan Kota Sigli belum menyerahkan data,” ujarnya. Menurut Afni, kategori perempuan mendapatkan bantuan ini antara lain janda (suami meninggal, cerai), perempuan sebagai tulang punggung keluarga (suami sakit, ditinggal suami atau hilang). Ketiga perempuan belum berkeluarga sebagai pencari nafkah untuk membiaya keluarganya. Sementara itu, masing-masing desa nantinya akan dikoordinir melalui kelompok kaum perempuan. “Jadi bantuan bergulir ini diberikan untuk kelompok di gampong tersebut. Berdasarkan usulan dari camat setempat. Tiap gampong dikucurkan sebesar Rp 10 juta,” katanya. Dikatakan, bantuan modal usaha ini sifatnya bergulir dimana nantinya pengembalian modal ke kas kelompok masing-masing. “Mekanisme bantuan nantinya akan dikirim langsung dari provinsi ke masing-masing rekening kelompok. Kita BKSPP hanyalah menjembati data saja,” kata Afneaty. Terkait kapan bantuan akan digulirkan, hingga kini BKSPP belum dapat menjelaskan karena harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan provinsi. Lagi pula sampai kini masih ada empat kecamatan lagi belum menyerahkan data sehingga laporan ke provinsi masih tertahan. Tepat sasaran Secara terpisah, Anggota Komisi E DPRK Pidie, Hj Nurma megatakan, bantuan untuk kaum perempuan kiranya dapat disalurkan tepat sasaran jangan salah. “Karena kondisi masyarakat di Pidie saat ini sangat riskan. Dikhawatirkan menimbulkan persoalan baru jika tidak tepat sasaran,” katanya. Oleh sebab itu, keuchik yang merupakan pemerintahan terkecil kiranya dapat mengusulkan nama kelompok perempuan itu dengan kondisi nyata tidak mengada-ngada. “Buatlah usulan yang sebenarnya jangan pilih kasih dan KKN yang dapat merugikan kaum perempuan yang seharusnya berhak dibantu,” ujar Hj Nurma. Sebagai contoh, bantuan PKH yang disalurkan di salah satu kecamatan di Pidie menimbulkan korban jiwa akibat tidak setujunya salah satu warga yang tidak mendapat bantuan. “Kita harapkan bantuan untuk kaum perempuan sebesar Rp 10 juta per gampong ini tidak menimbulkan kecemburuan dan persoalan baru,” harap Hj Nurma.(aya) sumber:serambinews

Keunikan dan keanehan yang terjadi pada saat perang di Palestina

Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “potongan” itu “terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya.
Sudah lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk bisa masuk ke dalamnya saja Israel tidak mampu.

Sudah banyak cara yang mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat.

Akhirnya Israel melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga 18 Januari 2009. Mereka”mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua kekuatan hingga pasukan cadangannya.

Namun, sekali lagi, negara yang tergolong memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza.

Di atas kertas, kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat.


Akan tetapi di sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan berbekal senjata-senjata “kuno”.


Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak harum jasad para syuhada, serta beberapa peristiwa “aneh” lainnya selama pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnahs, bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka.


kami merangkum kisah-kisah “ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk para pembaca yang budiman. Selamat mengikuti. ***


Pasukan "Berseragam Putih" di Gaza


Ada “pasukan lain” membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya pasukan berseragam putih itu.


Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.


Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam.


Saat diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan.


Selama tiga hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!”


Cerita lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel. Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”


Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan, karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki.


SuaraTak Bersumber


Ada lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam Jihad Al Furqan).


Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan tersebut.


“Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi.


Akhirnya, sang pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak.

Akan tetapi, sebelum beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut, tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali.

“Saya mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya. Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib.

Akhirnya sang mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati ranjau yang tertanam, sesualu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter. “Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui lidah khatib.

Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan, “Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu, akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan pasir.”


Cerita mengenai “pasukan tidak dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan Israel.


Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis. “Kenapa kalian menangis?” tanyanya.


“Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu dari mana mereka datang,” jawabnya

Saksi Serdadu Israel

Cerita tentang “serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.


Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Chan*nel 10 milik Israel telah menyiarkan seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali dalam keadaan buta.


“Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga saya buta,” kata anggota pasukan ini.


Di tempat lain ada serdadu Israel yang mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya.


Masih dari Channel 10, seorang Lentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi mereka tidak mati.”


Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu? ***



Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh

Di saat para mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan.

Sebuah kejadian “aneh” terjadi di Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu.

Untunglah para mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya, karena pesawat masih berputar-putar di atas.

Tak lama kemudian, beberapa tank Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak berfungsi itu.

Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis di atas ranjau.

Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah, sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka, jadikanlah mereka juga lidak memiliki kesempatan serupa.”

Tiba-tiba, ketika fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi.

Setelah Tentara Israel pergi dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam.

Masih dari wilayah Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah, hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali.

Seorang dari mujahidin itu lalu berdoa,”Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”

Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para niujahidin menangis terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan dengan terkabulnya doa mereka dengan segera.

Merpati dan Anjing

Seorang mujahid Palestina menuturkan kisah “aneh” lainnya kepada situs Filithin AlAan (25/1/ 2009). Saat bertugas di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di wilayah itu.

Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati.

Begitu merpali itu melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka. Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat.

Adalagi cerita “keajaiban” mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman. Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin.

Anjing besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk kami.”

Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak pergi.

Kabut pun Ikut Membantu

Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009).

Saat itu sekelompok mujahidin yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi.

Di saat posisi para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu lelah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin keluar dari kepungan.

Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com. la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan.

Awalnya, pasukan mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah.

Tiba-tiba turunlah kabut tebal di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu meledak.

Selamat dengan al-Qur’an

Cerita ini bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengelahui ada sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut.

Yang membuat ia sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf al-Qur’an yang selalu berada di saku sang pejuang.

Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.

Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al Muslimun (23/1/2009).


Dr Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah proyektil peluru, mushaf Al Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut.

Abu Ahid, imam Masjid AnNur di Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al Quran tetap berada di tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.

“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, ‘Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,”(Al-Baqarah [2]: 155-156),” jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009).***

Harum Jasad Para Syuhada

Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu) al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada di pos keamanan di Nashirat, Gaza.

Jasad komandan lapangan al-Qassam dan pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan.

Sebelum dikebumikan, sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo. com (24/1/2009), serpihan jasad tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan tubuh tadi.

Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu Hamzah ini.

Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan dalam sebuah kantong plastik.

Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu kembali semerbak memenuhi rungan yang sama.

Cerita yang sama terjadi juga pada jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.

Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya jenazah para syuhada. Sebagaunana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009), saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para syuhada.”

Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir

Yasir Ali Ukasyah sengaja pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu.

Sebelumnya, pemuda yang gemar menghafal al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal) al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan.

Untung tak dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan Israel di kamp pengungsian Jabaliya.

Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut.

Walau sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.

Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya.

Kabar tentang kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab Times (7/2/ 2009)


Terbunuh 1.000, Lahir 3.000

Hilang seribu, tumbuh tiga ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya 3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini.

Hamam Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Is*rael melakukan serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita dan anak-anak,” katanya.

Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. “Setiap tahun 50 ribu kasus kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000 kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700 kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus.

Rasio antara kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu.

“Israel sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza. Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000 wanita mengalami luka-luka.

Sumber : www.blak-blakan.com

Featured Post

Sardjani: Pendukung Irwandi Ingin Proyek

Sarjani (ketiga dari kiri) diantara Muzakir Manaf (kiri) dan Zaini Abdullah (belakang) | Foto : internet KISRUH soal dukung mendukung ca...

Popular Posts